“Sungguh Megah Masjidku”
Masjid
merupakan symbol eksistensi sebuah masyarakat muslim. Dalam sebuah komunitas
muslim masjid di samping dapat menggambarkan kuantitas kaum muslim yang ada,
juga dapat menggambarkan kualitas pemahaman dan pengalaman nilai-nilai ajaran Islam. Bila
pada suatu daerah ditemukan sebuah masjid yang besar dan megah, pasti
kesimpulan pertama yang diperoleh adalah “di tempat tersebut terdapat banyak
muslim”. Jika setelah diteliti ternyata masjid yang besar dan megah itu sepi
dari jamaah, maka akan muncul kesimpulan bahwa kaum muslimin didaerah itu hanya
rajin membangun tetapi tidak dapat memanfaatkannya. Bahkan secara radikal dapat
disimpulkan, bahwa kaum muslim di daerah itu pemahaman dan pengamalan agamanya
masih kurang. Dan masih banyak lagi kesimpulan-kesimpulan yang dapat diperoleh
dari eksistensi sebuah masjid.
Masjid
merupakan wadah yang paling strategis dalam membina dan menggerakkan potensi
umat Islam untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tangguh dan
berkualitas. Sebagai pusat pembinaan umat, eksistensi masjid kini dihadapkan
pada berbagai perubahan dan tantangan yang terus bergulir di lingkungan
masyarakat. Isu globalisasi dan masyarakat informasi merupakan fenomena yang
tidak dapat diabaikan begitu saja. Semakin dominannya sector informasi
dalam kehidupan masyarakat, tentu akan memberikan banyak implikasi termasuk
peluang dan tantangan kepada umat Islam dalam bersosialisasi dan beraktualisasi
di masyarakat luas.
Sejalan
dengan itu, peran sentral masjid makin dituntut agar mampu menampung dan
mengikuti segala perkembangan yang terjadi di dalam masyarakat dan
lingkungannya melalui berbagai kegiatan dakwah yang dikemas secara lebih
professional. Sisi lain, untuk mewujudkan peran sentral tersebut, keberadaan
masjid ini juga perluh diimbangi dengan kualitas perencanaan fisik dan
manajerial yang professional.
Dengan
keterangan ini jelas bahwa arti masjid itu sebenarnya tempat sujud, bukan hanya
berarti sebuah gedung atau tempat ibadat yang tertentu. Tiap potong permukaan
bumi, terbatas dengan sesuatu tanda atau tidak, beratap atau bertadah langit,
jika disana ia mengerjakan shalat, jika disitu ia hendak letakkan
dahinya, sujud menyembah Tuhannya. Dalam perkembangannya, kata-kata masjid
sudah mempunyai pengertian khusus yakni suatu bangunan yang dipergunakan
sebagai tempat mengerjakan shalat, baik untuk shalat lima waktu maupun
untuk shalat ju’mat atau Hari Raya.
Selama
kurang lebih dua dasawarsa terakhir, kita menyaksikan semangat umat yang sangat
besar dalam mambangun masjid. Masjid hadir dimana-mana, sehinggah tidak sulit
bagi seorang musafir untuk melakukan shalat lima waktu
setiap kali saatnya tiba. Tapi pertanyaannya kemudian adalah, seberapa jauh
masjid-masjid itu berfungsi bagi masyarakat di sekitarnya, terutama berkaitan
dengan upaya membangun tatanan social yang kokoh dalam berbagai segi kehidupan.
Pertanyaan ini penting dikemukakan, karena ada gejala penyempitan makna dan
fungsi masjid bagi kehidupan masyarakat.
Masjid
secara umum, seringkali diidentikkan dengan tempat shalat bagi mereka yang
mengaku islam sebagai agama yang dianutnya. Diluar itu, masjid seolah-olah
tidak memiliki fungsi social apapun. Lebih-lebih untuk kegiatan-kegiatan yang
bernuansa social politik, ekonomi, ataupun kegiatan-kegiatan social budaya
lainnya. Bahkan sebagiannya masih ada yang cenderung menganggapnya “haram”. Akibatnya, peningkatan jumlah
masjid ditengah-tegah kehidupan masyarakat dewasa ini belum berpengaruh banyak
terhadap penurunan angka kemiskinan ataupun tensin konflik social yang
dihadapinya.
Kurang
berfungsinya masjid secara maksimal di antaranya disebabkan oleh masih
rendahnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang masjid. Selain itu,
perhatian kita masih terfokus pada usaha pengadaan sarana fisik. Padahal,
pemenuhan kebutuhan non fisik untuk memakmurkan masjid seperti diperintahkan
Allah dalam Al Quran, hingga saat ini masih relative terabaikan. Optimalisasi
maupun ekstensifikasi, pada gilirannya dapat bermanfaat bagi pembinaan
masyarakat, bukan saja dari aspek wawasan aspek kegiatan ibadah ritual tapi
juga bagi pembinaan wawasan social, politik, dan ekonomi serta wawasan-wawasan
lainnya sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman khususnya seperti yang
kita saksikan sekarang ini. Sebab kehadiran masjid di tengah-tengah kehidupan
masyarakat dapat memberikan inspirasi social yang tidak sederhana. Misalnya
pertemuan ritual yang dilakukan setiap kali melaksanakan shalat dapat membangun
kedekatan social untuk saling menumbuhkan semangat solidaritas yang
sangat tinggi.
Sumber http://kusnadish.blogspot.com/2010/09/manfaat-masjid.html
1 komentar:
mantapppppppppppppppppp
Posting Komentar