Foto Bersama Guru dan Siswa

Siswa-siswi Foto bersama Guru Penasuh dan Pembimbing.

Proses Pembelajaran

Proses Pembelajaran Menggunakan TV/DVD untuk Melatih Audio dan Visual Siswa.

Bimbingan Belajar Kelompok

Siswa-siswi Dilatih dan Dibimbing Bekerja Samadalam Belajar Kelompok.

Bermain Bersama

Bermain Bersama Di Bawah Pengawasan Guru/Pembimbing untuk Melatih Motorik Anak.

Kegiatan Indoor

Belajar Di Dalam Ruangan, Terutama untuk Melatih Keterampilan Anak.

Sabtu, 06 Desember 2014

Tari Kipas PAUD Azkal Azkiya Pembimbing Siti Rokhmawati


TARI KIPAS PAUD AZKAL AZKIYA GEMBONGDADI


Masjid Baiturrokhman Dukuh Gembong

            

“Sungguh Megah Masjidku”

Masjid merupakan symbol eksistensi sebuah masyarakat muslim. Dalam sebuah komunitas muslim masjid di samping dapat menggambarkan kuantitas kaum muslim yang ada, juga dapat menggambarkan kualitas pemahaman dan pengalaman nilai-nilai ajaran Islam. Bila pada suatu daerah ditemukan sebuah masjid yang besar dan megah, pasti kesimpulan pertama yang diperoleh adalah “di tempat tersebut terdapat banyak muslim”. Jika setelah diteliti ternyata masjid yang besar dan megah itu sepi dari jamaah, maka akan muncul kesimpulan bahwa kaum muslimin didaerah itu hanya rajin membangun tetapi tidak dapat memanfaatkannya. Bahkan secara radikal dapat disimpulkan, bahwa kaum muslim di daerah itu pemahaman dan pengamalan agamanya masih kurang. Dan masih banyak lagi kesimpulan-kesimpulan yang dapat diperoleh dari eksistensi sebuah masjid.
Masjid merupakan wadah yang paling strategis dalam membina dan menggerakkan potensi umat Islam untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tangguh dan berkualitas. Sebagai pusat pembinaan umat, eksistensi masjid kini dihadapkan pada berbagai perubahan dan tantangan yang terus bergulir di lingkungan masyarakat. Isu globalisasi dan masyarakat informasi merupakan fenomena yang tidak dapat diabaikan  begitu saja. Semakin dominannya sector informasi dalam kehidupan masyarakat, tentu akan memberikan banyak implikasi termasuk peluang dan tantangan kepada umat Islam dalam bersosialisasi dan beraktualisasi di masyarakat luas.
Sejalan dengan itu, peran sentral masjid makin dituntut agar mampu menampung dan mengikuti segala perkembangan yang terjadi di dalam masyarakat dan lingkungannya melalui berbagai kegiatan dakwah yang dikemas secara lebih professional. Sisi lain, untuk mewujudkan peran sentral tersebut, keberadaan masjid ini juga perluh diimbangi dengan kualitas perencanaan fisik dan manajerial yang professional.
Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Tirmizi dari Abi Sa’id Al-Khudri berbunyi bahwa tiap potong tanah itu adalah Masjid. Dalam hadis lain Nabi Muhammad SAW menerangkan. “Telah dijadikan tanah itu masjid bagiku, tempat sujud”. Masjid berasal dari kata Sajada-Sujud, salah satunya bermakna mengikuti maupun menyesuaikan diri dengan ketetapan Allah yang berkaitan dengan alam raya (Sunnatullah).
Dengan keterangan ini jelas bahwa arti masjid itu sebenarnya tempat sujud, bukan hanya berarti sebuah gedung atau tempat ibadat yang tertentu. Tiap potong permukaan bumi, terbatas dengan sesuatu tanda atau tidak, beratap atau bertadah langit, jika disana ia mengerjakan shalat, jika disitu ia hendak letakkan dahinya, sujud menyembah Tuhannya. Dalam perkembangannya, kata-kata masjid sudah mempunyai pengertian khusus yakni suatu bangunan yang dipergunakan sebagai tempat mengerjakan shalat, baik untuk shalat lima waktu maupun untuk shalat ju’mat atau Hari Raya.
Selama kurang lebih dua dasawarsa terakhir, kita menyaksikan semangat umat yang sangat besar dalam mambangun masjid. Masjid hadir dimana-mana, sehinggah tidak sulit bagi seorang musafir untuk melakukan shalat limawaktu setiap kali saatnya tiba. Tapi pertanyaannya kemudian adalah, seberapa jauh masjid-masjid itu berfungsi bagi masyarakat di sekitarnya, terutama berkaitan dengan upaya membangun tatanan social yang kokoh dalam berbagai segi kehidupan. Pertanyaan ini penting dikemukakan, karena ada gejala penyempitan makna dan fungsi masjid bagi kehidupan masyarakat.
Masjid secara umum, seringkali diidentikkan dengan tempat shalat bagi mereka yang mengaku islam sebagai agama yang dianutnya. Diluar itu, masjid seolah-olah tidak memiliki fungsi social apapun. Lebih-lebih untuk kegiatan-kegiatan yang bernuansa social politik, ekonomi, ataupun kegiatan-kegiatan social budaya lainnya. Bahkan sebagiannya masih ada yang cenderung menganggapnya “haram”. Akibatnya, peningkatan jumlah masjid ditengah-tegah kehidupan masyarakat dewasa ini belum berpengaruh banyak terhadap penurunan angka kemiskinan ataupun tensin konflik social yang dihadapinya.
Kurang berfungsinya masjid secara maksimal di antaranya disebabkan oleh masih rendahnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang masjid. Selain itu, perhatian kita masih terfokus pada usaha pengadaan sarana fisik. Padahal, pemenuhan kebutuhan non fisik untuk memakmurkan masjid seperti diperintahkan Allah dalam Al Quran, hingga saat ini masih relative terabaikan. Optimalisasi maupun ekstensifikasi, pada gilirannya dapat bermanfaat bagi pembinaan masyarakat, bukan saja dari aspek wawasan aspek kegiatan ibadah ritual tapi juga bagi pembinaan wawasan social, politik, dan ekonomi serta wawasan-wawasan lainnya sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman khususnya seperti yang kita saksikan sekarang ini. Sebab kehadiran masjid di tengah-tengah kehidupan masyarakat dapat memberikan inspirasi social yang tidak sederhana. Misalnya pertemuan ritual yang dilakukan setiap kali melaksanakan shalat dapat membangun kedekatan social  untuk saling menumbuhkan semangat solidaritas yang sangat tinggi.
Sumber http://kusnadish.blogspot.com/2010/09/manfaat-masjid.html


Tips Menjadi Guru Favorit

 OH.... GURUKU

Pada kesempatan ini PAUD Azkal Azkiya berbagi artikel sebagai bahan bacaan bagi rekan-rekan pengunjung yaitu tentang tips menjadi guru yang menginspirasi dan menjadi favorit siswa.
Seorang guru harus menyenangi profesinya sebagai pengajar. Seseorang yang tidak menyukai profesinya, akan merasa tertekan dan mudah mengeluh. Di antara indikator kesenangan terhadap profesi adalah pengembangan diri yang terus-menerus, tidak pernah berhenti belajar, dan melakukan profesinya dengan senang hati.
Profesi guru berhubungan dengan kasih sayang, kreativitas, disiplin, penyelesaian masalah, pertumbuhan kepribadian, keajaiban. Tidak ada tugas yang lebih berat dari pada mendidik anak-anak untuk berprestasi dalam masyarakat yang bebas dan demokratis.
Guru harus memahami betul bahwa pendidikan itu berproses, bukan saja di sekolah, tetapi juga seperti kehidupan, berproses sepanjang zaman. Oleh karena itu, guru harus mendorong murid-muridnya belajar terus-menerus sepanjang hayat, live long education. Proses kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus pula diikuti oleh guru sepanjang hayat.
Terkait dengan tugas mulia seorang guru, sengaja admin bagikan artikel tentang tips berikut ini dengan harapan bisa bermanfaat bagi rekan-rekan guru dalam mencerdaskan anak bangsa.
Bagaimana sih tips untuk menjadi guru yang bisa menjadi inspirasi bagi muridnya. Ini tipsnya :
1. Penampilan unik : Berpenampilan bukan berarti harus norak. Tapi sesuaian dengan kepribadian anda. Mulai dari model rambut, cara berpakaian. Meski guru punya seragam formal, tetapi dengan sedikit perubahan bisa membuat sensasi dan aura yang berbeda.
2.   Ekspresi dan emosi : Hindari bersikap pasif apabila bertemu dengan murid anda. Bolehlah sedikit caper asal tidak terlalu kelihatan sok akrab. Mungkin dengan senyum ceria, dan menggunakan bahasa yang layaknya anak muda gunakan pasti murid bisa lebih akrab. Jadi lebih bisa menjadi teman bagi muridnya. INGAT ! yang penting bukan bahasa alay
3. Penggunaan bahasa yang lugas dan jelas : Saat mengajar pastikan anda menguasai materi yang akan anda ajarkan, sehingga anda bisa lebih mengambil inti pelajaran dan bisa membuang suatu penjelasan yang mungkin bisa membuat murid stress. Ada lho guru yang sampai profesor tapi kurang bisa menyampaikan materi sehingga muridnya keluar busa dari mulutnya karena gak bisa *bcanda deh* . Yang penting belajarlah berbicara sendiri tentang pelajaran anda sebelum pelajaran diajarkan. INGAT ! jangan terlalu menggunakan bahsa yang formal terus ! INGAT ! murid itu gaul broo :D
4.  Mengatasi murid nakal : ini nih pokok terbesar dalam dunia pendidikan. Mengatasi murid yang nakal dan pula kurang pinter. Masalah kan? Pengen kabur? Pengen nangis??? JANGANN !! hadapilah murid tersebut tapi jangan dimarahin, dibiarkan, atau dipukulin. Murid juag manusia. Kita dulu tanpa sadar pasti pernah nakal. Cara ngatasinnya kenali psikologis dan tingkah lakunya. Murid nakal harusnya gunakan ‘ancaman’ ringan yang menimbulkan efek jera bagi murid tersebut. Contoh : “hayooo, kerjain soal ini atau disuruh ngebersihin sampah sesekolahan selama seminggu” nhaaa murid pasti gak pengen disuruh bersih bersih, pasti itu mereka mati-matian pengen bisa ngerjain soal, setelah itu dekati murid tersebut dan ajarkan kembali materi secara perlahan. PASTI murid tersebut lebih termotivasi.
5.  Pemerataan kemampuan : guru cenderung mendekati dan selalu membanggakan murid terpandai dan teraktif. Lhoh murid lain gimana???? Itu kesalahan umum guru ! Murid yang pasif ada juga yang pntar, tapi murid yang pasif ada juga yang kurang pintar. Fokuslah pada murid menengah kebawah dengan cara sering menunjuk untuk mengerjakan soal kedepan, meski tidak bisa tetap ajari pelan-pelan. INGAT ! JANGAN DIMARAHIN ! Murid menengah kebawah yang pasif pasti lebih termotivasi apabila mereka dianggap ADA, mereka juga murid lhooo. Yang udah pinter usahakan disuruh bisa lebih berbaur dengan yang menengah kebawah dengan membuat kelompok belajar.
6. Pengajaran Modern : sekarang nih yaa zaman teknologi. Buat guru deh yang sekolahnya difasilitasi oleh perangkat komputer, 4LCD proyektor sering gunain deh fasilitas biar murid lebih tertarik dengan pengajaran seperti menggungakan power point atau flash player. Dijamin murid lebih seneng !
7. Motivasi : Motivasilah murid dengan kata bijak dan pengalaman dari tokoh yang awalnya bodoh tapi bisa menjadi seorang jenius.  :) dijamin murid pasti akan tertarik, asal anda tak bosan memberi motivasi dan gak kehabisan kata-kata :) :p
8. Jangan pernah anggap diri anda sebagai Guru, anggaplah diri anda sebagai teman, sahabat , bahkan orang tua bagi siswa-siswi anda sehinggga nanti akan menimbulkan stimuli respon yang positif dari peserta didik baik dalam pelajaran di kelas maupun di luar kela
9.   Selalu Up to Date terhadap informasi maupun hal-hal baru yang berkaitan dengan peserta didik anda, jangan menjadi KuPer (Kurang Pergaulan) karena Guru dimata siswa adalah sumber segala informasi sehingga bila seorang Guru tergolong KuPer maka rasa Respect dan Hormat peserta didik kepada Guru juga hilang.
Sekian dan terimakasih atas kunjunganya….
 (Sumber : http://www.herlinbima.com)