Foto Bersama Guru dan Siswa

Siswa-siswi Foto bersama Guru Penasuh dan Pembimbing.

Proses Pembelajaran

Proses Pembelajaran Menggunakan TV/DVD untuk Melatih Audio dan Visual Siswa.

Bimbingan Belajar Kelompok

Siswa-siswi Dilatih dan Dibimbing Bekerja Samadalam Belajar Kelompok.

Bermain Bersama

Bermain Bersama Di Bawah Pengawasan Guru/Pembimbing untuk Melatih Motorik Anak.

Kegiatan Indoor

Belajar Di Dalam Ruangan, Terutama untuk Melatih Keterampilan Anak.

Selasa, 10 Januari 2012

MEMBANGUN KARAKTER SEJAK PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)

Pada usia dini 0-6 tahun, otak anak berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia tersebut otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa-masa dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Oleh karena itu, banyak yang menyebut masa tersebut sebagai masa-masa emas anak (golden age)
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli Perkembangan dan Perilaku Anak dari Amerika bernama Brazelton menyebutkan bahwa pengalaman anak pada bulan dan tahun pertama kehidupannya sangat menentukan apakah anak ini akan mampu menghadapi tantangan dalam kehidupannya dan apakah ia akan menunjukkan semangat tinggi untuk belajar dan berhasil dalam pekerjaannya.
Nah, oleh karena itu kita sebagai orang tua hendaknya memanfaatkan masa emas anak untuk memberikan Pendidikan Karakter yang baik bagi anak. Sehingga anak bisa meraih keberhasilan dan kesuksesan dalam kehdiupannya di masa mendatang. Kita sebagai orang tua kadang tidak sadar, sikap kita kepada anak justru akan menjatuhkan si anak. Misalnya, dengan memukul, memberikan pressure yang pada akhirnya anak bersikap negatif, rendah diri atau minder, penakut dan tidak berani mengambil resiko, yang pada akhirnya Karakter-Karakter tersebut akan dibawanya sampai ia dewasa. Ketika dewasa karakter semacam itu akan menjadi penghambat baginya dalam meraih dan mewujudkan keinginannya. Misalnya, tidak bisa menjadi seorang publik speaker gara-gara ia minder atau malu. Tidak berani mengambil peluang tertentu karena ia tidak mau mengambil resiko dan takut gagal. Padahal, jika ia bersikap positif maka resiko bisa diubah sebagai tantangan untuk meraih keberhasilan. Anda setujukan?

Banyak orang yang mengatakan keberhasilan kita ditentukan oleh seberapa jenius otak kita. Semakin kita jenius maka semakin sukses. Semakin kita meraih predikat juara kelas berturut-turut, maka semakin sukseslah kita. Benarkah demikian? Eit tunggu dulu !

Saya sendiri kurang setuju dengan anggapan tersebut. Fakta membuktikan, banyak orang sukses justru tidak mendapat prestasi gemilang di sekolahnya, mereka tidak mendapat juara kelas atau menduduki psosisi teratas di sekolahnya. Mengapa demikian? Karena sebenarnya kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan otak kita saja. Namun kesuksesan ternyata lebih dominan ditentukan oleh kecakapan membangun hubungan emosional kita dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Selain itu, yang tidak boleh ditinggalkan adalah hubungan spiritual kita dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Tahukah anda bahwa kecakapan membangun hubungan dengan tiga pilar (diri sendiri, sosial dan Tuhan) tersebut merupakan karakter-karakter yang dimiliki orang-orang sukses. Dan saya beritahukan kepada anda bahwa karakter tidak sepenuhnya bawaan sejak lahir. Karakter semacam itu bisa dibentuk. Wow.. benarkah? Saya katakan benar! Dan pada saat anak usia dini-lah terbentuk karakter-karakter itu. Seperti yang kita bahas tadi, bahwa usia dini adalah masa perkembangan karakter fisik, mental dan spiritual anak mulai terbentuk. Pada usia dini inilah, karakter anak akan terbentuk dari hasil belajar dan menyerap dari perilaku kita sebagai orang tua dan dari lingkungan sekitarnya. Pada usia ini perkembangan mental berlangsung sangat cepat. Pada usia itu pula anak menjadi sangat sensitif dan peka mempelajari dan berlatih sesuatu yang dilihat, dirasakan dan didengarnya dari lingkungannya. Oleh karen itu, lingkungan yang positif akan membentuk karakter yang positif dan sukses.
Lalu bagaimana cara membangun karakter anak sejak usia dini?
Karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap manusia (triangel relationship), yaitu hubungan diri sendiri (intra personal), dengan lingkungan (hubungan sosial dan alam sekitar), dan hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa (spiritual) setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan pemakna/pemahaman yang pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan anak. Cara anak memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan cara anak memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan berimbas pada perlakuan yang negatif dan pemahaman yang posotif akan memperlakukan dunianya dengan positif. Untuk itu, tumbuhkan pemahaman yang positif pada diri anak sejak usia dini, salah satunya dengan cara memberikan kepercayaan pada anak untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan potensinya dengan begitu mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya, tidak menekannya baik secara langsung atau secara halus dan seterusnya.
Bisakah anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Ingat pilihan terhadap lingkungan sangat menentukan pembentukan karakter anak. Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual minyak wangi akan ikut wangi, bergaul dengan penjual ikan akan ikut amis. Seperti itulah lingkungan baik dan sehat akan menumbuhkan karakter sehat dan baik, begitu pula sebaliknya. Dan yang tidak bisa diabaikan adalah membangun hubungan spiritual dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan spiritual dengan Tuhan Ynag maha Esa terbangun melalui pelaksanaan dan penghayatan ibadah ritual yang terimplementasi pada kehidupan sosial.
Nah, sekarang kita memahami mengapa membangun pendidikan karakter anak sejak usia dini itu penting. Usia dini adalah usia emas, maka manfaatkan usia emas itu sebaik-baiknya.